Perkuat dirimu dengan ikhtiar dan amal
Teguhlah dalam sikap tak mementingkan dunia
Namun jangan jadikan pengetahuan rohani sebagai tujuan
Renungi dalam-dalam dirimu agar niatmu terkabul
Kau adalah pancaran kebenaran ilahi
Jalan terbaik ialah tidak mamandang selain Dia.
Sunday 22 July 2018
Monday 26 December 2016
Thursday 9 June 2016
Tuesday 15 March 2016
And indeed Nothing Really Got What-What.
We Living in the Dark Ages
In the groin The Shambles
Though we Misses
But Can not Hugging
My dear child
Here Destiny, Destiny Hell
Only the love is always in buried
Lunch hours No dead
So far in Embedded
My dear child
Indigence Keep Distance I
Moans you just right chest tightness
Located beside you I Can not
To Embracing Love Available
My dear child
As if Nothing we Authorization
Share Taste Full of Love
The trail-trail We Constrained
For the fate of Dark Dark
My dear child
Only Rindu froth froth-Asa
Already life Disastrous
We did It Was
In the groin The Shambles
Though we Misses
But Can not Hugging
My dear child
Here Destiny, Destiny Hell
Only the love is always in buried
Lunch hours No dead
So far in Embedded
My dear child
Indigence Keep Distance I
Moans you just right chest tightness
Located beside you I Can not
To Embracing Love Available
My dear child
As if Nothing we Authorization
Share Taste Full of Love
The trail-trail We Constrained
For the fate of Dark Dark
My dear child
Only Rindu froth froth-Asa
Already life Disastrous
We did It Was
And indeed Nothing Really Got What-What.
Sunday 6 March 2016
REVANSYAH PUTRA MAHKOTA PART 2 2016
“Sesungguhnya
aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata :
“Dan bagaimana dengan anak dan keturunanku nani…? Allah berfirman :
“Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”. (QS. Al-Baqarah/2 :
124) - See more at:
http://agussind.blogspot.co.id/2009/06/anakku-surgaku.html#sthash.JcNmgboP.dpuf
aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata :
“Dan bagaimana dengan anak dan keturunanku nani…? Allah berfirman :
“Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”. (QS. Al-Baqarah/2 :
124) - See more at:
http://agussind.blogspot.co.id/2009/06/anakku-surgaku.html#sthash.JcNmgboP.dpuf
Saturday 5 March 2016
suami?
Suatu hari :Rasulullah SAW bertanya kepada seorang wanita ,”Apakah
kamu punya suami? Wanita itu menjawab,”Ya”. Rasulullah SAW
berkata,”Perhatikan dimana posisimu terhadap suami. Sebab pada suami itu
ada surgamu dan nerakamu… Jika ikhlasnya suamimu ada sama halnya sorga
bagi istri dan anak anakmu.. Karena ikhlas itu adalah lenyap…!!Siapapun
tak akan boleh[ada] mengerti kecuali Allah bahkan dirinya sendiri , juga
tak akan pernah rasakan.
Buat seorang istri, pada diri suami ada surga sekaligus ada neraka juga. Maksudnya, seorang wanita bisa masuk surga sangat dipengaruhi oleh hubungannya dengan suami dan muamalahnya. Dan seorang wanita bisa masuk neraka, juga amat sangat dipengaruhi dari hubungan dan muamalahnya dengan suaminya.
Orang Jawa punya ungkapan yang hampir mirip dengan judul di atas, yaitu suargo nunut neroko katut. Bedanya, ungkapan dalam bahasa Jawa ini lebih menekankan unsur kepasrahan seorang istri kepada suaminya. Istilahnya, suami masuk neraka, istri ikut di belakangnya. Dan suami masuk surga, istri terseret-seret ikut masuk juga. Ada unsur kepasrahan yang bersifat mutlak dan harus nrimo. Sedangkan pengertian yang kita dapat dari hadits Nabi SAW justru tidak ada unsur kepasrahan. Yang ada justru sebaliknya, dalam syariat Islam kedudukan istri sangat independen. Dia bisa masuk surga bukan semata karena ikut suami, tetapi karena usaha dan amalnya sendiri.
Meski suami masuk neraka, istri tidak harus ikut suaminya, malah bisa saja istri masuk surga. Sebaliknya, istri juga bisa masuk neraka padahal suaminya masuk surga. Jadi masuk surga atau neraka bukan semata-mata ikut suami, tetapi lebih merupakan pilihan dari bagaimana cara dia bermuamalah dengan suaminya.
Dalam hal ini, unsur suami bukan sebagai faktor penentu, melainkan hanya sekedar menjadi ladang amal saja. Kalau ladang amal itu digarap dengan baik, maka hasilnya pun akan baik. Sebaliknya, kalau ladang amal itu kurang digarap baik, hasilnya tentu juga kurang baik.
Salah satu bentuk upaya yang bisa dilakukan oleh seorang istri agar bisa masuk surga adalah mentaati suaminya. Rasulullah SAW menjanjikan peluang paling menggiurkan, yaitu bisa masuk surga lewat pintu yang mana saja.
Apabila seorang istri melaksanakan shalat lima waktu, puasa Ramadhan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka dikatakan kepadanya : Masuklah ke dalam surga dari pintu yang mana saja. MENGHALANGI SUAMI IKHLAS SAMA HALNYA, SUAMI IKUT ISTRI MASUK NERAKA PULA..!!! ( SUAMI NUNUT ISTRI) Yang jadi pertanyaan adalah apa batasan taat kepada suami? Atau lebih mundur lagi, adakah ketaatan kepada suami itu memilki batas? Ataukah ketaatan itu bersifat mutlak tanpa batas?
Jawabnya tentu saja tidak ada ketaatan yang tanpa batas. Sebab ketaatan yang tanpa batas itu hanya boleh dipersembahkan kepada Allah SWT saja. Sedangkan kepada makhluk, pasti ada batasnya.
ONE:’ Tidak boleh taat dalam maksiat kepada Allah Batasnya tentu secara ideal adalah selama ketaatan itu tidak melanggar ketaatan kepada Allah. Maka kalau suami memerintahkan istri minum khamar, jelas tidak boleh ditaati. Apalagi suami memerintahkan istri berzina, mencuri, melawan orang tua, menyembah berhala, memakan uang riba, membunuh nyawa manusia atau bersumpah palsu, tentu semua itu haram untuk ditaati.Taat pada suami dalam rangka maksiat kepada Allah tentu tidak akan membuat seorang isri masuk surga. Justru malah akan membuatnya masuk neraka..
TWO:Taat Yang Bukan Pada Tugasnya
Yang jadi sedikit bahan perdebatan, apakah seorang istri tetap wajib taat kepada suami, apabila suaminya memerintahkannya mengerjakan hal-hal yang sesungguhnya bukan tugasnya? Misalnya, haruskah istri mentaati suaminya ketika diminta untuk bekerja keluar rumah mencari nafkah untuk menghidupi keluarga?
Sorga neraka adalah berada pada telapak suami istri!!! jika satu suci dan satunya najis akan semua jadi Najis..!!!! harusnya suci dengan suci jadilah Sorga abadi .
Jawabannya tentu saja tidak wajib. Karena yang namanya taat itu harus sesuai dengan gugus tugas dan wewenangnya juga. Kita tidak bisa memerintahkan sekertaris bawahan kita untuk tugas di luar kantor. Sekretaris kantor tentu tidak boleh diberi tugas untuk membersihkan WC di rumah kita, apalagi disuruh menyedotnya. Biar bagaimana pun tugas sekretaris itu sudah jelas. Atasan yang memaksa sekretarisnya untuk menyedot isi WC di rumahnya tentu bukan atasan yang waras akalnya.
Suami Memerintahkan Istri Bekerja Mencari Nafkah, Wajibkah Ditaati?
Apakah boleh suami memerintahkan istrinya untuk bekerja mencari nafkah demi menghidupi kebutuhan keluarga? Jawabannya tentu tidak boleh. Sebab seorang wanita dinikahi tentu bukan untuk disuruh kerja cari nafkah. Dan seorang istri tidak perlu mentaati suaminya, manakala perintahnya adalah mencari nafkah. Sebab tugas mencari nafkah itu beban suami dan bukan beban istri .Maka yang terjadi adalah urusan ikhlas adalah di drive , presiden rumah tangga yaitu sumi penuh..!!!Sorga neraka, api sekeluarga adalah hak milik tanggung jawab penuh sepenuhnya suami..!!
Jadi…
Ketaatan seorang istri itu hanya sebatas apa yang memang tugas istri. Itu pun para ulama masih berbeda pendapat. Jumhur ulama mengatakan bahwa urusan di dalam rumah tangga seperti memasak, menyapu, mengepel, bersih-bersih, mencuci pakaian dan seterusnya, ternyata juga bukan tugas istri. Semua itu tugas dan tanggung-jawab suami…
Ada yang bertanya bagaimana saya? Istri kerja jadi tki ( khususnya orang jawa) bangsa indonesiaku?? demi anak suami..?? Buat bangsa kita, khususnya orang Jawa, mungkin bukan hal yang aneh lagi. Istrinya bekerja cari uang buat keluarga, kadang jadi pembantu, dan tidak sedikit yang terbang ke luar negeri jadi TKI dengan segala resikonya. Tiap bulan kirim uang nafkah buat menghidupi suami dan anak-anak. Sabar ya sayang…,semoga Allah akan memberikan mahkota Raja saat di padang maksyar nanti.. Sama sekali tidak terbayang subkhanallah yang bagaimana para istri malah bekerja cari uang peras keringat banting tulang untuk menghidupi suami dan anak-anaknya.
Dan yang semakin bikin tambah heran, ternyata wanita Indonesia tidak merasa dizalimi apalagi dirugikan ketika ikut membantu mencari nafkah keluarga. Justru mereka suka, senang, dan malah bangga bisa membantu nafkah keluarga. Semoga Allah SWT selalu menjaga dan melindungi mereka, wanita Indonesia yang luhur. Semoga masuk surga sebagaimana janji Allah SWT ,Gus Imm senantiasa berdoa buat kalian semuanya saudariku …
Jika merasa tidak di dzalimi syah syah saja,tapi jika istri merasa di peras dan di Paksa suaminya…”tenaganya uangnya di habiskan suaminya adalah Laknatulllah..!!!!!!!!!!!
Yang merasa di ingatkan jangan pernah selalu berkecil hati ,justru harus bertambah Luas hatinya, ..suci Qolbunya… hilang jiwanya lenyap Rohnya ..mengalirkan jiwa jiwa yang kokoh bagai asap putih membias menembus langit sufiah cinta yang harum.
Buat seorang istri, pada diri suami ada surga sekaligus ada neraka juga. Maksudnya, seorang wanita bisa masuk surga sangat dipengaruhi oleh hubungannya dengan suami dan muamalahnya. Dan seorang wanita bisa masuk neraka, juga amat sangat dipengaruhi dari hubungan dan muamalahnya dengan suaminya.
Orang Jawa punya ungkapan yang hampir mirip dengan judul di atas, yaitu suargo nunut neroko katut. Bedanya, ungkapan dalam bahasa Jawa ini lebih menekankan unsur kepasrahan seorang istri kepada suaminya. Istilahnya, suami masuk neraka, istri ikut di belakangnya. Dan suami masuk surga, istri terseret-seret ikut masuk juga. Ada unsur kepasrahan yang bersifat mutlak dan harus nrimo. Sedangkan pengertian yang kita dapat dari hadits Nabi SAW justru tidak ada unsur kepasrahan. Yang ada justru sebaliknya, dalam syariat Islam kedudukan istri sangat independen. Dia bisa masuk surga bukan semata karena ikut suami, tetapi karena usaha dan amalnya sendiri.
Meski suami masuk neraka, istri tidak harus ikut suaminya, malah bisa saja istri masuk surga. Sebaliknya, istri juga bisa masuk neraka padahal suaminya masuk surga. Jadi masuk surga atau neraka bukan semata-mata ikut suami, tetapi lebih merupakan pilihan dari bagaimana cara dia bermuamalah dengan suaminya.
Dalam hal ini, unsur suami bukan sebagai faktor penentu, melainkan hanya sekedar menjadi ladang amal saja. Kalau ladang amal itu digarap dengan baik, maka hasilnya pun akan baik. Sebaliknya, kalau ladang amal itu kurang digarap baik, hasilnya tentu juga kurang baik.
Salah satu bentuk upaya yang bisa dilakukan oleh seorang istri agar bisa masuk surga adalah mentaati suaminya. Rasulullah SAW menjanjikan peluang paling menggiurkan, yaitu bisa masuk surga lewat pintu yang mana saja.
Apabila seorang istri melaksanakan shalat lima waktu, puasa Ramadhan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka dikatakan kepadanya : Masuklah ke dalam surga dari pintu yang mana saja. MENGHALANGI SUAMI IKHLAS SAMA HALNYA, SUAMI IKUT ISTRI MASUK NERAKA PULA..!!! ( SUAMI NUNUT ISTRI) Yang jadi pertanyaan adalah apa batasan taat kepada suami? Atau lebih mundur lagi, adakah ketaatan kepada suami itu memilki batas? Ataukah ketaatan itu bersifat mutlak tanpa batas?
Jawabnya tentu saja tidak ada ketaatan yang tanpa batas. Sebab ketaatan yang tanpa batas itu hanya boleh dipersembahkan kepada Allah SWT saja. Sedangkan kepada makhluk, pasti ada batasnya.
ONE:’ Tidak boleh taat dalam maksiat kepada Allah Batasnya tentu secara ideal adalah selama ketaatan itu tidak melanggar ketaatan kepada Allah. Maka kalau suami memerintahkan istri minum khamar, jelas tidak boleh ditaati. Apalagi suami memerintahkan istri berzina, mencuri, melawan orang tua, menyembah berhala, memakan uang riba, membunuh nyawa manusia atau bersumpah palsu, tentu semua itu haram untuk ditaati.Taat pada suami dalam rangka maksiat kepada Allah tentu tidak akan membuat seorang isri masuk surga. Justru malah akan membuatnya masuk neraka..
TWO:Taat Yang Bukan Pada Tugasnya
Yang jadi sedikit bahan perdebatan, apakah seorang istri tetap wajib taat kepada suami, apabila suaminya memerintahkannya mengerjakan hal-hal yang sesungguhnya bukan tugasnya? Misalnya, haruskah istri mentaati suaminya ketika diminta untuk bekerja keluar rumah mencari nafkah untuk menghidupi keluarga?
Sorga neraka adalah berada pada telapak suami istri!!! jika satu suci dan satunya najis akan semua jadi Najis..!!!! harusnya suci dengan suci jadilah Sorga abadi .
Jawabannya tentu saja tidak wajib. Karena yang namanya taat itu harus sesuai dengan gugus tugas dan wewenangnya juga. Kita tidak bisa memerintahkan sekertaris bawahan kita untuk tugas di luar kantor. Sekretaris kantor tentu tidak boleh diberi tugas untuk membersihkan WC di rumah kita, apalagi disuruh menyedotnya. Biar bagaimana pun tugas sekretaris itu sudah jelas. Atasan yang memaksa sekretarisnya untuk menyedot isi WC di rumahnya tentu bukan atasan yang waras akalnya.
Suami Memerintahkan Istri Bekerja Mencari Nafkah, Wajibkah Ditaati?
Apakah boleh suami memerintahkan istrinya untuk bekerja mencari nafkah demi menghidupi kebutuhan keluarga? Jawabannya tentu tidak boleh. Sebab seorang wanita dinikahi tentu bukan untuk disuruh kerja cari nafkah. Dan seorang istri tidak perlu mentaati suaminya, manakala perintahnya adalah mencari nafkah. Sebab tugas mencari nafkah itu beban suami dan bukan beban istri .Maka yang terjadi adalah urusan ikhlas adalah di drive , presiden rumah tangga yaitu sumi penuh..!!!Sorga neraka, api sekeluarga adalah hak milik tanggung jawab penuh sepenuhnya suami..!!
Jadi…
Ketaatan seorang istri itu hanya sebatas apa yang memang tugas istri. Itu pun para ulama masih berbeda pendapat. Jumhur ulama mengatakan bahwa urusan di dalam rumah tangga seperti memasak, menyapu, mengepel, bersih-bersih, mencuci pakaian dan seterusnya, ternyata juga bukan tugas istri. Semua itu tugas dan tanggung-jawab suami…
Ada yang bertanya bagaimana saya? Istri kerja jadi tki ( khususnya orang jawa) bangsa indonesiaku?? demi anak suami..?? Buat bangsa kita, khususnya orang Jawa, mungkin bukan hal yang aneh lagi. Istrinya bekerja cari uang buat keluarga, kadang jadi pembantu, dan tidak sedikit yang terbang ke luar negeri jadi TKI dengan segala resikonya. Tiap bulan kirim uang nafkah buat menghidupi suami dan anak-anak. Sabar ya sayang…,semoga Allah akan memberikan mahkota Raja saat di padang maksyar nanti.. Sama sekali tidak terbayang subkhanallah yang bagaimana para istri malah bekerja cari uang peras keringat banting tulang untuk menghidupi suami dan anak-anaknya.
Dan yang semakin bikin tambah heran, ternyata wanita Indonesia tidak merasa dizalimi apalagi dirugikan ketika ikut membantu mencari nafkah keluarga. Justru mereka suka, senang, dan malah bangga bisa membantu nafkah keluarga. Semoga Allah SWT selalu menjaga dan melindungi mereka, wanita Indonesia yang luhur. Semoga masuk surga sebagaimana janji Allah SWT ,Gus Imm senantiasa berdoa buat kalian semuanya saudariku …
Jika merasa tidak di dzalimi syah syah saja,tapi jika istri merasa di peras dan di Paksa suaminya…”tenaganya uangnya di habiskan suaminya adalah Laknatulllah..!!!!!!!!!!!
Yang merasa di ingatkan jangan pernah selalu berkecil hati ,justru harus bertambah Luas hatinya, ..suci Qolbunya… hilang jiwanya lenyap Rohnya ..mengalirkan jiwa jiwa yang kokoh bagai asap putih membias menembus langit sufiah cinta yang harum.
BEAUTY extensive
BEAUTY extensive sea views stretching, everything is evident and there is no quiet area rumbling waves, big square tub soul thrilling bursts of air spurting paragraph .... splashed seems ... eternal-lah "THE LORD OF NATURE," I renangi "OCEAN" MA "RIFATMU !! without me - I care about my care NERAKAMU .. without remuneration HEAVEN-MU ... Yes- Allah .. submerge drown that in ya Allah >>>> until I found DHURUNKHOLAH-MU, it was a pity the meaning of life if not know, not -tegak life, many said the feeling is qualified though not know the taste,. taste of real, true sense of the peak, which was in a sense, made the initiative itself ..yang be "BODY-BODY LOVE" itself.
M@M@h YUniawati....... Powered by Blogger.
- Menyesali sedalam-dalamnya tindakan dimasa lalu yang keliru, yang tidak bermanfaat dan tidak baik, dan mengembalikan harta orang yang telah diambil secara aniaya. Jika tidak bias mengembalikannya maka mintalah kerelaan dari sang empunya agar menjadi halal (analasa anebataken lampah kang karuhun, kang tanpa gawe, kang tanpa yukti, lawan arep angulihaken artaning wong kinaniaya. Yen tan kawasa angulihaken palampahana halal rewanging asawala, mangkadi i kang linaran atine abcik yang pasunga halal).