Suatu hari :Rasulullah SAW bertanya kepada seorang wanita ,”Apakah
kamu punya suami? Wanita itu menjawab,”Ya”. Rasulullah SAW
berkata,”Perhatikan dimana posisimu terhadap suami. Sebab pada suami itu
ada surgamu dan nerakamu… Jika ikhlasnya suamimu ada sama halnya sorga
bagi istri dan anak anakmu.. Karena ikhlas itu adalah lenyap…!!Siapapun
tak akan boleh[ada] mengerti kecuali Allah bahkan dirinya sendiri , juga
tak akan pernah rasakan.
Buat seorang istri, pada diri
suami ada surga sekaligus ada neraka juga. Maksudnya, seorang wanita
bisa masuk surga sangat dipengaruhi oleh hubungannya dengan suami dan
muamalahnya. Dan seorang wanita bisa masuk neraka, juga amat sangat
dipengaruhi dari hubungan dan muamalahnya dengan suaminya.
Orang
Jawa punya ungkapan yang hampir mirip dengan judul di atas, yaitu
suargo nunut neroko katut. Bedanya, ungkapan dalam bahasa Jawa ini lebih
menekankan unsur kepasrahan seorang istri kepada suaminya. Istilahnya,
suami masuk neraka, istri ikut di belakangnya. Dan suami masuk surga,
istri terseret-seret ikut masuk juga. Ada unsur kepasrahan yang bersifat
mutlak dan harus nrimo. Sedangkan pengertian yang kita dapat dari
hadits Nabi SAW justru tidak ada unsur kepasrahan. Yang ada justru
sebaliknya, dalam syariat Islam kedudukan istri sangat independen. Dia
bisa masuk surga bukan semata karena ikut suami, tetapi karena usaha dan
amalnya sendiri.
Meski suami masuk neraka, istri tidak
harus ikut suaminya, malah bisa saja istri masuk surga. Sebaliknya,
istri juga bisa masuk neraka padahal suaminya masuk surga. Jadi masuk
surga atau neraka bukan semata-mata ikut suami, tetapi lebih merupakan
pilihan dari bagaimana cara dia bermuamalah dengan suaminya.
Dalam
hal ini, unsur suami bukan sebagai faktor penentu, melainkan hanya
sekedar menjadi ladang amal saja. Kalau ladang amal itu digarap dengan
baik, maka hasilnya pun akan baik. Sebaliknya, kalau ladang amal itu
kurang digarap baik, hasilnya tentu juga kurang baik.
Salah satu
bentuk upaya yang bisa dilakukan oleh seorang istri agar bisa masuk
surga adalah mentaati suaminya. Rasulullah SAW menjanjikan peluang
paling menggiurkan, yaitu bisa masuk surga lewat pintu yang mana saja.
Apabila
seorang istri melaksanakan shalat lima waktu, puasa Ramadhan, menjaga
kehormatannya dan mentaati suaminya, maka dikatakan kepadanya : Masuklah
ke dalam surga dari pintu yang mana saja. MENGHALANGI SUAMI IKHLAS SAMA
HALNYA, SUAMI IKUT ISTRI MASUK NERAKA PULA..!!! ( SUAMI NUNUT ISTRI)
Yang jadi pertanyaan adalah apa batasan taat kepada suami? Atau lebih
mundur lagi, adakah ketaatan kepada suami itu memilki batas? Ataukah
ketaatan itu bersifat mutlak tanpa batas?
Jawabnya tentu
saja tidak ada ketaatan yang tanpa batas. Sebab ketaatan yang tanpa
batas itu hanya boleh dipersembahkan kepada Allah SWT saja. Sedangkan
kepada makhluk, pasti ada batasnya.
ONE:’ Tidak boleh taat
dalam maksiat kepada Allah Batasnya tentu secara ideal adalah selama
ketaatan itu tidak melanggar ketaatan kepada Allah. Maka kalau suami
memerintahkan istri minum khamar, jelas tidak boleh ditaati. Apalagi
suami memerintahkan istri berzina, mencuri, melawan orang tua, menyembah
berhala, memakan uang riba, membunuh nyawa manusia atau bersumpah
palsu, tentu semua itu haram untuk ditaati.Taat pada suami dalam rangka
maksiat kepada Allah tentu tidak akan membuat seorang isri masuk surga.
Justru malah akan membuatnya masuk neraka..
TWO:Taat Yang Bukan Pada Tugasnya
Yang
jadi sedikit bahan perdebatan, apakah seorang istri tetap wajib taat
kepada suami, apabila suaminya memerintahkannya mengerjakan hal-hal yang
sesungguhnya bukan tugasnya? Misalnya, haruskah istri mentaati suaminya
ketika diminta untuk bekerja keluar rumah mencari nafkah untuk
menghidupi keluarga?
Sorga neraka adalah berada pada
telapak suami istri!!! jika satu suci dan satunya najis akan semua jadi
Najis..!!!! harusnya suci dengan suci jadilah Sorga abadi .
Jawabannya
tentu saja tidak wajib. Karena yang namanya taat itu harus sesuai
dengan gugus tugas dan wewenangnya juga. Kita tidak bisa memerintahkan
sekertaris bawahan kita untuk tugas di luar kantor. Sekretaris kantor
tentu tidak boleh diberi tugas untuk membersihkan WC di rumah kita,
apalagi disuruh menyedotnya. Biar bagaimana pun tugas sekretaris itu
sudah jelas. Atasan yang memaksa sekretarisnya untuk menyedot isi WC di
rumahnya tentu bukan atasan yang waras akalnya.
Suami Memerintahkan Istri Bekerja Mencari Nafkah, Wajibkah Ditaati?
Apakah
boleh suami memerintahkan istrinya untuk bekerja mencari nafkah demi
menghidupi kebutuhan keluarga? Jawabannya tentu tidak boleh. Sebab
seorang wanita dinikahi tentu bukan untuk disuruh kerja cari nafkah. Dan
seorang istri tidak perlu mentaati suaminya, manakala perintahnya
adalah mencari nafkah. Sebab tugas mencari nafkah itu beban suami dan
bukan beban istri .Maka yang terjadi adalah urusan ikhlas adalah di
drive , presiden rumah tangga yaitu sumi penuh..!!!Sorga neraka, api
sekeluarga adalah hak milik tanggung jawab penuh sepenuhnya suami..!!
Jadi…
Ketaatan
seorang istri itu hanya sebatas apa yang memang tugas istri. Itu pun
para ulama masih berbeda pendapat. Jumhur ulama mengatakan bahwa urusan
di dalam rumah tangga seperti memasak, menyapu, mengepel, bersih-bersih,
mencuci pakaian dan seterusnya, ternyata juga bukan tugas istri. Semua
itu tugas dan tanggung-jawab suami…
Ada yang bertanya
bagaimana saya? Istri kerja jadi tki ( khususnya orang jawa) bangsa
indonesiaku?? demi anak suami..?? Buat bangsa kita, khususnya orang
Jawa, mungkin bukan hal yang aneh lagi. Istrinya bekerja cari uang buat
keluarga, kadang jadi pembantu, dan tidak sedikit yang terbang ke luar
negeri jadi TKI dengan segala resikonya. Tiap bulan kirim uang nafkah
buat menghidupi suami dan anak-anak. Sabar ya sayang…,semoga Allah akan
memberikan mahkota Raja saat di padang maksyar nanti.. Sama sekali tidak
terbayang subkhanallah yang bagaimana para istri malah bekerja cari
uang peras keringat banting tulang untuk menghidupi suami dan
anak-anaknya.
Dan yang semakin bikin tambah heran,
ternyata wanita Indonesia tidak merasa dizalimi apalagi dirugikan ketika
ikut membantu mencari nafkah keluarga. Justru mereka suka, senang, dan
malah bangga bisa membantu nafkah keluarga. Semoga Allah SWT selalu
menjaga dan melindungi mereka, wanita Indonesia yang luhur. Semoga masuk
surga sebagaimana janji Allah SWT ,Gus Imm senantiasa berdoa buat
kalian semuanya saudariku …
Jika merasa tidak di dzalimi syah syah
saja,tapi jika istri merasa di peras dan di Paksa suaminya…”tenaganya
uangnya di habiskan suaminya adalah Laknatulllah..!!!!!!!!!!!
Yang
merasa di ingatkan jangan pernah selalu berkecil hati ,justru harus
bertambah Luas hatinya, ..suci Qolbunya… hilang jiwanya lenyap Rohnya
..mengalirkan jiwa jiwa yang kokoh bagai asap putih membias menembus
langit sufiah cinta yang harum.
Perkuat dirimu dengan ikhtiar dan amal
Teguhlah dalam sikap tak mementingkan dunia
Namun jangan jadikan pengetahuan rohani sebagai tujuan
Renungi dalam-dalam dirimu agar niatmu terkabul
Kau adalah pancaran kebenaran ilahi
Jalan terbaik ialah tidak mamandang selain Dia.
M@M@h YUniawati....... Powered by Blogger.
- Menyesali sedalam-dalamnya tindakan dimasa lalu yang keliru, yang tidak bermanfaat dan tidak baik, dan mengembalikan harta orang yang telah diambil secara aniaya. Jika tidak bias mengembalikannya maka mintalah kerelaan dari sang empunya agar menjadi halal (analasa anebataken lampah kang karuhun, kang tanpa gawe, kang tanpa yukti, lawan arep angulihaken artaning wong kinaniaya. Yen tan kawasa angulihaken palampahana halal rewanging asawala, mangkadi i kang linaran atine abcik yang pasunga halal).
0 comments:
Post a Comment