seorang Haji dari Betawi mengirimkan anak gadisnya
ke Jogja untuk sekolah di Jogja dengan harapan
anaknya menjadi sarjana dan jauh dari pergaulan liar di
Jakarta.
Setelah menitipkan ke Ibu kost yang dia percayai,
pulanglah dia ke Jakarta. 3 bulan kemudian, si anak gadis telpon ke Bapaknya memberitahu bahwa dia
hamil 2 bulan. Marahlah si Pak Haji dan mendatangi si
Ibu Kost.
Pak Haji:“Bagaimana ente …. saya beri tangungg
jawab anak gadis saya, kok bisa kejadian kayak gini
kejadian nye ..?”
Jawab si Ibu Kost :” Aduh Pak, kulo mboten
mangertos, seng kulo ngertos, anak ipun Pak Haji
mandine dhewe, tiduri pun dhewe, belajar nang kamar dhewe,..” Sebelum si Ibu kost menyelesaikan kalimatnya,
marahlah Pak Haji sejadi-jadinya “Pegimana kagak
hamil, anak gue mandi di-ewe, tidur di-ewe, sampai
belajar aja di-ewe !!!!!!!!!! ibu kost #nelen kasurrrr
Wednesday, 27 February 2013
Monday, 29 October 2012
jalan panjang yang berliku.
Jalan panjang yang berliku ..
Jalan lusuh yang berbatu ..
Namun kuharus mampu menempuh ..
Bersama beban di Bathinku ..
Bait yang melegenda ...
Memicu semangat ketika harapan terlihat rapuh ..
Sunday, 28 October 2012
iwan fals annisa
Lagu ini seharusnya ada di album Iwan Fals “Aku Sayang Kamu” rilis 1986. Mungkin karena liriknya yang terlalu keras maka pihak MUSICA (label Iwan Fals saat itu) tidak berani dan batal menampilkan lagu tersebut. Coba cek dicover album tersebut pada bagian penata musik ada kata Anissa. Nampaknya lagu ini sudah siap dimasukkan kedalam album namun mendadak dianulir.
Iwan Fals - Oh.. Indonesia (suksesi) 1992
iwan fals memang cerdas bang iwan sudah tahu dari dulu kalo soeharto itu cuma boneka amerika yang dikontrol untuk menghancurkan masa depan bangsa indonesia..
Sebentar lagi PEMILU
Orang - orang masuk ke kotak suara
Untuk mencari pemimpin baru
Untuk mendapatkan gairah baru
Sebentar lagi PEMILU
Sedangkan aku masih ragu
Untuk mencoblos salah Satu
Karena penguasaha menginginkan
Status Quo..
Belum PEMILU
Orang - orang sudah pada ribut
Politisi, polisi dan tentara kalang kabut
Penguasa, pengusaha dan penguasaha pasang kuda - kuda
Sementara gossip yang beredar
Soeharto adalah bos mafia
Gerombolan mahasiswa, penganggur dan buruh menjadi massa
Bergelombang -- gelombang menginginkan perubahan
Para cendikiawan memuntahkan peluru dari mulutnya
Sementara aku dan istriku hampir setiap hari bersenggama
Empat periode Soeharto jadi presiden
Lebih hebat dari Marcos menyaingi Fidel Castro
Orang ingin presiden ganti
Tapi orang juga mau Soeharto terus
Orang sudah bosan tapi orang juga bingung cari pengganti
Lantas aku berpikir kalo Soeharto mati
Apa jadinya REPUBLIK atau KERAJAAN ini
Pasti orang berkelahi untuk menjadi pengganti
Lebih baik Soeharto dijadikan mummi dan didudukan di kursi
Oh Indonesia dalam pembangunan ekonomi
Oh Indonesia tanah air para family
Sementara banyak rakyatnya menjadi kuli di negeri sendiri
Oh Indonesia dalam pembangunan keadilan
Oh Indonesia tanah air para hartawan
Sementara banyak rakyatnya menjadi korban anjing piaraan
Oh Indonesia dalam pembangunan kerohanian
Oh Indonesia tanah air para koruptor
Sementara banyak rakyatnya hidup di tempat yang kotor
Oh Indonesia dalam pembangunan keamanan
Oh Indonesia tanah air para jagoan
Sementara banyak rakyatnya dirampok, diperkosa dan disingkirkan
Oh Indonesia dalam pembangunan pendidikan
Oh Indonesia tanah air para penjiplak
Sementara banyak rakyatnya dicekoki tukang tipu di Televisi
Orang - orang masuk ke kotak suara
Untuk mencari pemimpin baru
Untuk mendapatkan gairah baru
Sebentar lagi PEMILU
Sedangkan aku masih ragu
Untuk mencoblos salah Satu
Karena penguasaha menginginkan
Status Quo..
Belum PEMILU
Orang - orang sudah pada ribut
Politisi, polisi dan tentara kalang kabut
Penguasa, pengusaha dan penguasaha pasang kuda - kuda
Sementara gossip yang beredar
Soeharto adalah bos mafia
Gerombolan mahasiswa, penganggur dan buruh menjadi massa
Bergelombang -- gelombang menginginkan perubahan
Para cendikiawan memuntahkan peluru dari mulutnya
Sementara aku dan istriku hampir setiap hari bersenggama
Empat periode Soeharto jadi presiden
Lebih hebat dari Marcos menyaingi Fidel Castro
Orang ingin presiden ganti
Tapi orang juga mau Soeharto terus
Orang sudah bosan tapi orang juga bingung cari pengganti
Lantas aku berpikir kalo Soeharto mati
Apa jadinya REPUBLIK atau KERAJAAN ini
Pasti orang berkelahi untuk menjadi pengganti
Lebih baik Soeharto dijadikan mummi dan didudukan di kursi
Oh Indonesia dalam pembangunan ekonomi
Oh Indonesia tanah air para family
Sementara banyak rakyatnya menjadi kuli di negeri sendiri
Oh Indonesia dalam pembangunan keadilan
Oh Indonesia tanah air para hartawan
Sementara banyak rakyatnya menjadi korban anjing piaraan
Oh Indonesia dalam pembangunan kerohanian
Oh Indonesia tanah air para koruptor
Sementara banyak rakyatnya hidup di tempat yang kotor
Oh Indonesia dalam pembangunan keamanan
Oh Indonesia tanah air para jagoan
Sementara banyak rakyatnya dirampok, diperkosa dan disingkirkan
Oh Indonesia dalam pembangunan pendidikan
Oh Indonesia tanah air para penjiplak
Sementara banyak rakyatnya dicekoki tukang tipu di Televisi
Sunday, 14 October 2012
Iwan Fals Alasan
Tahukah kau kawan
Arisan singkatan
Aku rindu sama Anton
Arisan singkatan
Aku rindu sama Anton
Rapat kerja singkatan
Rapat empat mata
Kerumah Jamilah, Jaitun,
janda muda
Salam Oi
Avenged Sevenfold - Seize The Day [Official Music Video]
Rebut hari ini atau mati menyesali waktu Anda hilang
Ini kosong dan dingin tanpa kau di sini, terlalu banyak orang sakit di atas
Saya melihat visi saya terbakar, saya merasa kenangan saya memudar dengan waktu
Tapi aku terlalu muda untuk khawatir
Jalan-jalan kita bepergian pada masa lalu akan menjalani yang sama kami yang hilang
Saya menemukan Anda di sini, sekarang silahkan hanya tinggal untuk sementara waktu
Aku dapat melanjutkan dengan Anda sekitar
Aku tangan Anda kehidupan fana saya, tapi akan itu selamanya?
Saya akan melakukan apa pun untuk tersenyum, memegang Anda 'til waktu kita dilakukan
Kita berdua tahu hari itu akan datang, tapi saya tidak ingin meninggalkan Anda
Saya melihat visi saya terbakar, saya merasa kenangan saya memudar dengan waktu
Tapi aku terlalu muda untuk khawatir (melodi, memori, atau hanya satu gambar)
Rebut hari ini atau mati menyesali waktu Anda hilang
Ini kosong dan dingin tanpa kau di sini, terlalu banyak orang sakit di atas
Kehidupan baru lahir menggantikan kita semua, mengubah dongeng ini kita hidup di
Tidak lagi dibutuhkan di sini sehingga mana kita pergi?
Apakah Anda mengambil perjalanan malam ini, ikuti saya melewati dinding kematian?
Tapi gadis, bagaimana jika tidak ada hidup yang kekal?
Saya melihat visi saya terbakar, saya merasa kenangan saya memudar dengan waktu
Tapi aku terlalu muda untuk khawatir (melodi, memori, atau hanya satu gambar)
Rebut hari ini atau mati menyesali waktu Anda hilang
Ini kosong dan dingin tanpa kau di sini, terlalu banyak orang sakit di atas
Ujian dalam hidup, pertanyaan-pertanyaan dari kami yang ada di sini, tidak mau mati sendirian tanpa Anda di sini
Tolong beritahu saya apa yang kita miliki adalah nyata
Jadi, bagaimana jika aku tidak pernah memelukmu, yeah, atau mencium bibir Anda lagi?
Woooaaah, jadi saya tidak pernah ingin meninggalkan Anda dan kenangan dari kita untuk melihat
Saya mohon jangan tinggalkan aku
Rebut hari ini atau mati menyesali waktu Anda hilang
Ini kosong dan dingin tanpa kau di sini, terlalu banyak orang sakit di atas
Ujian dalam hidup, pertanyaan-pertanyaan dari kami yang ada di sini, tidak mau mati sendirian tanpa Anda di sini
Tolong beritahu saya apa yang kita miliki adalah nyata
Diam kamu kehilangan aku, tidak ada kesempatan untuk satu hari lagi [x2 kemudian berlanjut di latar belakang]
Aku berdiri di sini sendirian
Jatuh jauh dari Anda, tidak ada kesempatan untuk kembali pulang
Aku berdiri di sini sendirian
Jatuh jauh dari Anda, tidak ada kesempatan untuk kembali pulang
Ini kosong dan dingin tanpa kau di sini, terlalu banyak orang sakit di atas
Saya melihat visi saya terbakar, saya merasa kenangan saya memudar dengan waktu
Tapi aku terlalu muda untuk khawatir
Jalan-jalan kita bepergian pada masa lalu akan menjalani yang sama kami yang hilang
Saya menemukan Anda di sini, sekarang silahkan hanya tinggal untuk sementara waktu
Aku dapat melanjutkan dengan Anda sekitar
Aku tangan Anda kehidupan fana saya, tapi akan itu selamanya?
Saya akan melakukan apa pun untuk tersenyum, memegang Anda 'til waktu kita dilakukan
Kita berdua tahu hari itu akan datang, tapi saya tidak ingin meninggalkan Anda
Saya melihat visi saya terbakar, saya merasa kenangan saya memudar dengan waktu
Tapi aku terlalu muda untuk khawatir (melodi, memori, atau hanya satu gambar)
Rebut hari ini atau mati menyesali waktu Anda hilang
Ini kosong dan dingin tanpa kau di sini, terlalu banyak orang sakit di atas
Kehidupan baru lahir menggantikan kita semua, mengubah dongeng ini kita hidup di
Tidak lagi dibutuhkan di sini sehingga mana kita pergi?
Apakah Anda mengambil perjalanan malam ini, ikuti saya melewati dinding kematian?
Tapi gadis, bagaimana jika tidak ada hidup yang kekal?
Saya melihat visi saya terbakar, saya merasa kenangan saya memudar dengan waktu
Tapi aku terlalu muda untuk khawatir (melodi, memori, atau hanya satu gambar)
Rebut hari ini atau mati menyesali waktu Anda hilang
Ini kosong dan dingin tanpa kau di sini, terlalu banyak orang sakit di atas
Ujian dalam hidup, pertanyaan-pertanyaan dari kami yang ada di sini, tidak mau mati sendirian tanpa Anda di sini
Tolong beritahu saya apa yang kita miliki adalah nyata
Jadi, bagaimana jika aku tidak pernah memelukmu, yeah, atau mencium bibir Anda lagi?
Woooaaah, jadi saya tidak pernah ingin meninggalkan Anda dan kenangan dari kita untuk melihat
Saya mohon jangan tinggalkan aku
Rebut hari ini atau mati menyesali waktu Anda hilang
Ini kosong dan dingin tanpa kau di sini, terlalu banyak orang sakit di atas
Ujian dalam hidup, pertanyaan-pertanyaan dari kami yang ada di sini, tidak mau mati sendirian tanpa Anda di sini
Tolong beritahu saya apa yang kita miliki adalah nyata
Diam kamu kehilangan aku, tidak ada kesempatan untuk satu hari lagi [x2 kemudian berlanjut di latar belakang]
Aku berdiri di sini sendirian
Jatuh jauh dari Anda, tidak ada kesempatan untuk kembali pulang
Aku berdiri di sini sendirian
Jatuh jauh dari Anda, tidak ada kesempatan untuk kembali pulang
Friday, 31 August 2012
Kanjeng Nabi Khidir
Kanjeng
Nabi Khidir berhenti sejenak, lalu berkata “matahari berbeda dengan
bulan, perbedaannya terdapat pada cahaya yang dipancarkannya. Sudahkah
hidayah iman terasa dalam dirimu? Tauhid adalah pengetahuan penting
untuk menyembah pada Allah, juga makrifat harus kita miliki untuk
mengetahui kejelasan yang terlihat, ya ru’yat (melihat dengan mata
telanjang) sebagai saksi adanya yang terlihat dengan nyata. Maka dari
itu kita dalami sifat dari Allah, sifat Allah yang sesungguhnya, Yang
Asli, asli dari Allah. Sesungguhnya Allah itu, allah yang hidup. Segala
afalnya (perbuatanya) adalah bersal dari Allah. Itulah yang demaksud
dengan ru’yati. Kalau hidupmu senantiasa kamu gunakan ru’yat, maka itu
namanya khairat (kebajikan hidup). Makrifat itu hanya ada di dunia.
Jauhar awal khairat (mutiara awal kebajikan hidup), sudah berhasil kau
dapatkan. Untuk itu secara tidak langsung sudah kamu sudah mendapatkan
pengawasan kamil (penglihatan yang sempurna). Insan Kamil
(manusia yang sempurna) berasal dari Dzatullah (Dzatnya Allah).
Sesungguhnya ketentuan ghaib yang tersurat, adalah kehendak Dzat yang
sebenarnya. Sifat Allah berasal dari Dzat Allah. Dinamakan Insan Kamil kalau mengetahui keberadaan Allah itu. Bilamana tidak tertulis namamu, di dalam nuked ghaib insan kamil,
itu bukan berarti tidak tersurat. Ya, itulah yang dinamakan puji budi
(usaha yang terpuji). Berusaha memperbaiki hidup, akan menjadikan
kehidupan nyawamu semakin baik. Serta badannya, akan disebut badan
Muhammad, yang mendapat kesempurnaan hidup”.
Syekh Malaya berkata lemah lembut, “mengapa sampai ada orang mati yang dimasukkan neraka? Mohon penjelasan yang sebenarnya”.
Kanjeng
Nabi Khidir berkata dengan tersemyum manis, “Wahai Malaya! Maksudnya
begini. Neraka jasmani juga berada di dalam dirimu sendiri, dan yang
diperuntukkan bagi siapa saya yang belum mengenal dan meniru laku
Nabiyullah. Hanya ruh yang tidak mati. Hidupnya ruh jasmani itu sama
dengan sifat hewan, maka akan dimasukkan ke dalam neraka. Juga yang
mengikuti bujuk rayu iblis, atau yang mengikuti nafsu yang merajalela
seenaknya tanpa terkendali, tidak mengikuti petunjuk Gusti Allah SWT.
Mengandalkan ilmu saja, tanpa memperdulikan sesama manusia keturunan
Nabi Adam, itu disebut iman tadlot. Ketahuilah bahwa umat manusia itu
termasuk badan jasmanimu. Pengetahuan tanpa guru itu, ibarat orang
menyembah tanpa mengetahui yang disembah. Dapat menjadi kafir tanpa
diketahui, karena yang disembah kayu dan batu, tidak mengerti apa
hukumnya, itulah kafir yang bakal masuk neraka jahanam.
Adapun
yang dimaksudkan Rud Idhafi adalah sesuatu yang kelak tetap kekal
sampai akhir nanti kiamat dan tetap berbentuk ruh yang berasal dari ruh
Allah. Yang dimaksud dengan cahaya adalah yang memancar terang serta
tidak berwarna, yang senantiasa meserangi hati penuh kewaspadaan yang
selalu mawas diri atau introspeksi mencari kekurangan diri sendiri serta
mempersiapkan akhir kematian nanti. Merasa sebagai anak Adam yang harus
mempertanggungjawabkan segala perbuatan. Ruh Idhafi seudah ada sebelum
tercipta. Syirik itu dapat terjadi, tergantung saat menerima sesuatu
yang ada, itulah yang disebut Jauhar Ning. keenamnya jauhar awal.
Jauhar awal adalah mutiara ibaratnya. Mutiara yang indah penghias raga
agra nampak menarik. Mutiara akan tampak indah menawan. Bermula dari
ibarat ketujuh, dikala mendengarkan sabda Allah, maka Ruh Idhafi akan
menyesuaikan, yang terdapat di dalam Dzat Allah Yang Mutlak. Ruh serba
psrah kepada Dzatullah, itullah yang dimaksudkan Ruh Idhafi. Jauhar awal
itu pula, yang menimbulkan Shalat Daim. Shalat Daim tidak perlu
mengunakan air wudhu, untuk membersihkan khadas tidak disyaratkan.
Itulah shalat batin yang sebenarnya, diperbolehkan makan tidur syahwat
maupun buang kotoran. Demikianlah tadi cara shalat Daim. Perbuatan itu
termasuk hal terpuji, yang sekaligus merupakan perwujudan syukur kepada
Allah. Jauhar tadi bersatu padu menghilangkan sesuatu yang menutupi atau
mempersulit mengetahui keberadaan Allah Yang Terpilih. Adanya itu
menujukkan adanya Allah, yang mustahil kalau tidak berwujud sebelumnya.
Kehidupan
itu seperti layar dengan wayangnya, sedang wayang itu tidak tahu warna
dirinya. Akibat junub sudah bersatu erat tetap bersih badan jisimmu.
Adapun Muhammad badan Allah. Nama Muhammad tidak pernah pisah dengan
nama Allah. Bukakah hidayah itu perlu diyakini? Sebagai pengganti Allah?
Dapat pula disebut utusan Allah. Nabi Muhammad juga termasuk badan
mukmin atau orang yang beriman. Ruh mukmin identik pula dengan Ruh
Idhafi dalam keyakinanmu. Disebut iman maksum, kalau sudah mendapat
ketetapan sebagai panutan jati. Bukankah demikian itu pengetahuanmu?
Kalau tidak hidup begitu, berarti itu sama dengan hewan yang tidak tahu
adanya sesuatu di masa yang telah lewat. Kelak, karena tidak mengetahui
ke-Islaman, maka matinya tersesat, kufur serta kafir badannya. Namun
bagi yang telah mendapatkan pelajaran ini, segala permasalahan
dipahamilebih seksama baru dikerjakan, Allah itu tidak berjumlah tiga.
Yang menjadi suri tauladan adalah Nabi Muhammad. Bukankah sebenarnya
orang kufur itu, mengingkari empat masalah prinsip. Di antaranya bingung
karena tiada pedoman manusia yang dapat diteladani. Kekafiran
mendekatkan pada kufur kafir. Fakhir dekat dengan kafir. Sebabnya karena
kafir itu, buta dan tuli tidak mengerti tentang surga dan neraka.
Fakhir tidak akan mendekatkan pada Tuhan. Tidak mungkin terwujud
pendekatan ini, tidak menyembah dan memuji, karena kekafirannya. Seperti
itulah kalau fakhir terhadap Dzatullah. Dan sesungguhnya Gusti Allah,
mematikan kefakhiran manusia, kepastianny ada di tanga Allah
semata-mata. Adapun wujud Dzatullah itu, tidak ada stu makhluk pun yang
mengetahui kecuali Allah sendiri. Ruh Idhafi menimbulkan iman. Ruh
Idhafi berasal dari Allah Yang Maha Esa, itulah yang disebut iman
tauhid. Meyakini adanya Allah juga adanya Muhammad sebagai Rasulullah.
Tauhid hidayah yang sudah ada padamu, menyatu dengan Tuhan Yang
Terpilih. Menyatu dengan Gusti Allah, baik di dunia maupun di akhirat.
Dan kamu harus menyatu bahwa Gusti Allah itu ada dalam dirimu. Ruh
Idhafi ada di dalam dirimu. Makrifat itu sebutannya. Hidupnya disebut
Syahadat, hidup tunggal didalam hidup. Sujud rukuk sebagai penghiasnya.
Rukuk berarti dekat dengan Tuhan Pilihan. Penderitaan yang selalu
menyertai menjelang ajal tidak akan terjadi padamu, jangan takut
menghadapi sakaratil maut. Jangan ikut-ikutan takut menjelang
pertemuanmu dengan Allah. Perasaan takut itulah yang disebut dengan
sekarat.
Ruh
Idhafi tidak akan mati. Hidup mati, mati hidup. Akuilah
sedalam-dalamnya bahwa keberadaanmu itu, terjadi karena Allah itu hidup
dan menghidupi dirimu, dan menghidupi segala yang hidup. Sastra Alif
(huruf alif) harus dimintakan penjelasannya pada guru. Jabar jer-nya pun
harus berani susah payah mendalaminya. Terlebih lagi poengetahuan
tentang kafir dan syirik! Sesungguhnya semua itu, tidak dapat dijelaskan
dengan tepat maksud sesungguhnya. Orang yang menjelaskan syariat itu
berarti sudah mendapatkan anugrah sifat Gusti Allah. Sebagai sarana
pengabdian hamba kepada Gusti Allah. Yang menjalankan shalat
sesungguhnya raga. Raga yang shalat itu terdorong oleh adanya iman yang
hidup pada diri orang yang menjalankannya. Seandainya nyawa tidak hidup,
maka Lam Tamsyur (maka tidak akan menolong) semua perbuatan yang
dijalankan. Secara yang tersurat, shalat itu adalah perbuatan dan
kehendak orang yang menjalankan, namun sebenarnya Allah-lah yang
berkehendak atas hambanya. Itulah hakikat dari Tuhan penciptanya. Ruh
Idhafi berada di tangan orang mukmin. Semua ruh berada di tangan-Nya.
Yaitu terdapat pada Ruh Idhafi. Ruh Idhafi adalah sifat jamal (sifat
yang bagus atau indah) keindahan yang berasal Dzatullah. Ruh Idhafi nama
sebuah tingkatan (maqom), yang tersimpan pada diri utusan Allah
(Rasulullah). Syarat jisim lathif (jasad halus0 itu, harus tetap hidup
dan tidak boleh mati.
Cahayanya
berasal dari ruh itu, yang terus menerus meliputi jasad. Yang
mengisayaratkan sifat jalal (sifat yang perkasa) dan sekaligus
mengisyaratkat adanya sifat jamal (sifat keindahan). Jauhar awal mayit
(mutiara awal kematian) itu, memberi isyarat hilangnya diri ini. Setelah
semua menemui kematian di dunia, maka akan berganti hidup di akherat.
Kurang lebih tiga hari perubahan hidup itu pasti terjadi. Asal mula
manusia terlahir, dari adanya Ayah, Ibu serta Tuhan Yang Maha Pencipta.
Satu kelahiran berasal dari tiga asal lahir. Ya, itulah isyarat dari
tiga hari. Setelah dititipkan selama tujuh hari, maka dikembalikan
kepada yang meninipkan (yang memberi amanat). Titipan itu harus seperti
sedia kala. Bukankah tauhid itu sebagai srana untuk makrifat? Titipan
yang ketiga puluh hari, itu juga termasuk juga titipan, yang ada hanya
kemiripan dengan yang tujuh hari. Kalau menangis mengeluarkan air mata
karena menyesali sewaktu masih hidup. Seperti teringat semasa kehidupan
itu berasal dari Nur. Yang mana cahayanya mewujudkan dirimu. Hal itulah
yang menimbulkan kesedihan dan penyesalan yang berkepanjangan. Tak
terkecuali siapun yang merasakan itu semua, sebagaimana kamu mati, saya
merasa kehilangan.
Mati
atau hilang bertepatan hari kematian yang keempat puluh hari.
Bagaimanakah yang lebih tepat untuk melukiskan persamaan sesama makhluk
hidup secara keseluruhannya? Allah dan Muhammad semuannya berjumlah
satu. Seratuspun dapat dilukiskan seperti satu bentuk, seperti
diibaratkan dengan adanya cahaya yang bersember dari cahaya Muhammad
yang sesungguhnya. Sama hal pada saat kamu memohon sesuatu. Ruh jasad
hilang di dalamnya, kehadirat Tuhan Yang Maha Pemberi. Tepat pada hari
keseribu, tidak ada yang tertinggal. Kembalinya pada allah sudah dalam
keaadaan yang sempurna. Sempurna seperti mula pertama dalam keadaan yang
sempurna. Sempurna seperti mula pertama diciptakan”.
Syekh
Malaya terang hatinya, mendengarkan pelajaran yang baru diterima dari
gurunya Syekh Mahyuningrat Kanjeng Nabi Khidir. Syekh Malaya senang
hatinya sehingga beliu belum mau keluar dari dalam tubuh Kanjeng Nabi
Khidir. Syekh Malaya menghaturkan sembah, sambil berkata manis seperti
gula madu. “Kalau begitu hamba tidak mau keluar dari raga dalam tuan.
Lebih nyaman di sini saja yang bebas dari sengsara derita, tiada selera
makan tidur, tidak merasa ngantuk dan lapar, tidak harus bersusah payah
dan bebas dari rasa pegal dan nyeri. Yang terasa hanyalah rasa nikmat
dan manfaat”. Kanjeng Nabi Khidir memperingatkan, “yang demikian tidak
boleh kalau tanpa kematian”.
Kanjeng
Nabi Khidir semakin iba kepada pemohon yang meruntuhkan hatinya. Kata
Kanjeng nabi Khidir, “kalau begitu yang awas sajalah terhadap hambatan
upaya. Jangan sampai kau kembali. Memohonlah yang benar dan waspada.
Anggaplah kalau sudah kau kuasai, jangan hanya digunakan dengan dasar
bila ingat saja, karena hal itu sebagai rahasia Allah. Tidak
diperkenankan mengobrol kepada sesama manusia, kalau tanpa seizin-Nya!
Sekiranya akan ada yang mempersolakan, memperbincangkan masalah ini!
Jangan sampai terlanjur! Jangan sampai membanggakan diri! Jangan peduli
terhadap gangguan, cobaan hidup! Tapi justru terimalah dengan sabar!
Cobaan hidup yang menuju kematian, ditimbulkan akibat buah pikir. Bentuk
yang sebenarnya ialah tersimpan rapat di dalam jagadmu! Hidup tanpa ada
yang menghidupi kecuali Allah saja. Tiada antara lamanya tentang adanya
itu. Bukankah sudah berada di tubuh? Sungguh, bersama lainnya selalu
ada dengan kau! Tak mungkin terpisahkan! Kemudian tidak pernah
memberitahunakan darimana asalnya dulu. Yang menyatu dalam gerak
perputaran bawana. Bukankah berita sebenarnya sudah ada padamu? Cara
mendengarnya adalah denga ruh sejati, tidak menggunakan telinga. Cara
melatihnya, juga tanpa dengan mata. Adpun telingannya, matanya yang
diberikan oleh allah. Ada padamu itu. Secara batinnya ada pada sukma itu
sendiri. Memang demikianlah penerapannya. Ibarat seperti batang pohon
yang dibakar, pasti ada asap apinya, menyatu dengan batang pohonnya.
Ibarat air dengan alunnya. Seperti minyak dengan susu, tubuhnya dikuasai
gerak dan kata hati. Demikian pun dengan Hyang Sukma, sekiranya kita
mengetahui wajah hamba Tuhan dan sukma yang kita kehendaki ada,
diberitahu akan tempatnya seperti wayang ragamu itu. Karena datanglah
segala gerak wayang. Sedangkan panggungnya jagd. Bentuk wayang adalah
sebagai bentuk badan atau raga. Bergerak bila digerakkan. Segala-galanya
tanpa kelihatan jelas, perbuatan dengan ucapan. Yang berhak menentukan
semuanya, tidak tampak wajahnya. Kehendak justru tanpa wujud dalam
bentuknya. Karena sudah ada pada dirimu. Permisalan yang jelas ketika
berhias.
Yang
berkaca itu Hyang Sukma, adapun bayangan dalam kaca itu ialah dia yang
bernama manusia sesungguhnya, terbentuk di dalam kaca. Lebih besar lagi
pengetahuan tentang kematian ini dibandingkan dengan kesirnaan jagad
raya, karena lebih lembutseperti lembunya air. Bukankah lebih lembut
kematian manusia ini? Artinya lembut kesirnaan manusia? Artinya lebih
dari, karena menentukan segalanya. Sekali lagi artinya lembut ialah
sangat kecilnya. Dapat mengenai yang kasar dan yang kecil. Mencakup
semua yang merangkak, melata tiada bedanya, benar-benar serba lebih.
Lebih pula dalam menerima perintah dan tidak boleh mengandalkan pada
ajaran dan pengetahuan. Karena itu bersungguh-sungguhlah menguasainya.
Pahamilah liku-liku solah tingkah kehidupan manusia! Ajaran itu sebagai
ibarat benih sedangkan yang diajari ibarat lahan.
Misal
kacang dan kedelai. Yang disebar di atas batu. Kalau batunya tanpa
tanah pada saat kehujanan dan kepanasan, pasti tidak tidak akan tumbuh.
Tapi bila kau bijaksana, melihatmu musnahkanlah pada matamu! Jadikanlah
penglihatanmu sukma dan rasa. Demikian pula wujudmu, suaramu. Serahkan
kembali kepada yang Empunya suara! Justru kau hanya mengakui saja
sebagai pemiliknya. Sebenarnya hanya mengatasnamai saja. Maka dari itu
kau jangan memiliki kebiasaan yang menyimpang, kecuali hanya kepada
Hyang Agung. Dengan demikian kau Hangraga Sukma. Yaitu kata hatimu sudah
bulat menyatu dengan kawula Gusti. Bicarakanlah manurut pendapatmu!
Bila pendapatmu benar-benar meyakinkan, bila masih merasakan sakit dan
was-was, berarti kejangkitan bimbang yang sebenarnya. Bila sudah menyatu
dalam satu wujud. Apa kata hatimu dan apa yang kau rasakan. Apa yang
kau pikir terwujud ada. Yang kau cita-citakan tercapai. Berarti sudah
benar untukmu. Sebagai upah atas kesanggupanmu sebagai khalifah di
dunia. Bila sudah memahami dan menguasai amalan dan ilmu ini, hendaknya
semakin cermat dan teliti atas berbagai masalah.
Masalah
itu satu tempat dengan pengaruhnya. Sebagai ibaratnya sekejap pun tak
boleh lupa. Lahiriah kau landasilah dengan pengetahuan empat hal.
Semuanya tanggapilah secara sama. Sedangkan kelimanya adalah dapat
tersimpan dengan baik, berguna dimana saja! Artinya mati di dalam hidup.
Atau sama dengan hidup di dalam mati. Ialah hidup abadi. Yang mati itu
nafsunya. Lahiriah badan yang menjalani mati. Tertimpa pada jasad yang
sebenarnya. Kenyataannya satu wujud. Raga sukma, sukma muksa. Jelasnya
mengalami kematian! Syekh Malaya, terimalah hal ini sebagai ajaranku
dengan senang hatimu! Anugrah berupa wahyu akan datang kepadamu. Seperti
bulan yang diterangi cahaya temaram. Bukankah turnya wahyu meninggalkan
kotoran? Bersih bening, hilang kotorannya”.
Kemudian
Kanjeng Nabi Khidir berkata dengan lembut dan tersenyum. “Tak ada yang
dituju, semua sudah tercakup haknya. Tidak ada yang diharapkan dengan
keprawiraan, kesaktian semuanya sudah berlalu. Toh semuanya itu alat
peperangan”. Habislah sudah wejangan Kanjeng Nabi Khidir. Syekh Malaya
merasa sungkan sekali di dalam hati. Mawas diri ke dalam dirinya
sendiri. Kehendak hati rasanya sudah mendapat petunjuk yang cukup. Rasa
batinya menjelajah jagad raya tanpa sayap. Keseluruh jagad raya,
jasadnya sudah terkendali. Menguasai hakekat semua ilmu. Misalnya bunga
yang masih lam kuncup, sekarang sudah mekar berkembang dan baunya
semerbak mewangi. Karena sudah mendapat san Pancaretna, kemudian Sunan
Kalijaga disuruh kelura dari raga Kanjeng Nabi Khidir kembali ke alamnya
semula”.
Lalu
Kanjeng Nabi Khidir berkata, “He, Malaya. Kau sudah diterima Hyang
Sukma. Berhasil menyebarkan aroma Kasturi yang sebenarnya. Dan rasa yang
memanaskan hatimu pun lenyap. Sudah menjelajahi seluruh permukaan bumi.
Artinya godaan hati ialah rasa qonaah yang semakin dimantapkan. Ibarat
memakai pakaian sutra yang indah. Selalu mawas diri. Semua tingkah laku
yang halus. Diserapkan kedalam jiwa, dirawat seperti emas. Dihiasi
dengan keselamatan, dan dipajang seperti permata, agar mengetahui akan
kemauan berbagai tingkah laku manusia. Perhaluslah budi pekermu atau
akhlak ini! Warna hati kita yang sedang mekar baik, sering dinamakan
Kasturi Jati. Sebagai pertanda bahwa kita tidak mudah goyah, terhadap
gerak-gerik, sikap hati yang ingin menggapai sesuatu tanpa ilmu, ingin
mendalami tentang ruh itu justru keliru. Lagi pula secara penataan, kita
itu ibaratnya busana yang dipakai sebagai kerudung. Sedangkan yang ikat
kepala sebagai sarungmu. Kemudian terlibat ingatan ketika dulu. Ibarat
mendalami mati ketika berada di dalam rongga ragaku.
Tampak
oleh Sunan Kalijaga cahaya. Yang warnanya merah dan kuning itu, sebagai
hambatan yang menghadang agar gagal usaha atauu ikhtiar atau
cita-citanya. Dan yang putih di tengah itulah yang sebenarnya harus
diikuti. Kelimanya harus tetap diwaspadai. Kuasailah seketika jangan
sampai lupa! Bisa dipercaya sifatnya. Berkat kesediaanku berbuat sebagai
penyekat. Untuk alat pembebas sifat berbangga diri. Yang selalu
didambakan siang dan malam. Bukankah aku banyak sekali melekat atau
mengetahui caranya pemuka agama yang ternyata salah dalam penafsiran.
Dan penyampaian keterangannya? Anggapannya sudah benar. Tak tahunya
malah mematikan pengertian yang benar. Akibatnya terperosok dalam
penerapannya. Ada pemuka agama yang ibaratnya menjadi murung. Ia hanya
sekedar mencari tempat bertengger saja. Yaitu pada batang kayu yang baik
rimbun, lebat buahnya, kuat batangnya. Untuk kemuliaan hidup baru. Ada
orang yang berkedudukan, ada yang ikut orang kaya. Akhirnya di
masyarakatkan. Ibaratnya seperti sekedar memperoleh kemuliaan sepele.
Jadinya tersesat-sesat. Ada pula yang justru memiliki jalan terpaksa.
Menumpuk
kekayaan harta dan istri banyak. Ada pula yang memilih jalan menguasai
putranya. Putra yang bakal menguasai hak asasi orang per orang. Semuanya
ingin mendapatkan yang serba lebih di dalam memiliki jalan mereka.
Kalau demikian halnya, menurut pendapatku, belumlah mereka disebut
pemuka agama yang berserah diri sepenuhnya kepada Allah, tapi masih
berkeinginan pribadi atau berambisi. Agar semua itu menjunjung harkat
dan martabat. Tatanan yang tidak pasti, belum bisa disebut manusia
utama. Yang demikian itu menurut anggapannya dan perasaannya mendapatkan
kebahagiaan, kekayaan dan mengerti hak yang benar. Bila kemudian
tertimpa kedudukan, terlanjur terbiasa. Memilih jalan sembarang tempat,
tanpa mengahasilkan jerih payahnya dan tanpa hasil. Dalam arti mengalami
kegagalan total. Setidak-tidaknya menimbulkan kecurigaan. Apa kebiasaan
ketika hidup didunia. Ketika menghadapi datangnya maut, disitulah
biasanya tidak kuat menerima ajal. Merasa berat meninggalkan kehidupan
dunia yang tersangkal lagi. Pokoknya masih lekat sekali pada kehidupan
duniawi. Begitulah beratnya amencari kemuliaan. Tidak boleh lagi merasa
terlekat kepada anak-istri. Pada saat-saat menghadap ajatnya. Bila salah
menjawab pertanyaannya bumi, lebih baik jangan jadi manusia! Kalau
matinya tanpa pertanggungjawaban. Bila kau sudah merasa hatimu benar.
Akan hidup abadi tanpa hisab. Akibatnya, tubuh bumi itu keterdiamannya
tidak membantu. Kesepiannya tidak mencair. Tidak mempedulikan
pembicaraan orang lain yang ditujukan kepadanya. Yaitu bagaimana hilang
dan mati bersama raganya ialah diidamkannya. Sehingga mempertinggi
semedinya, untuk mengejar keberhasilan. Tapi sayang tanpa petunjuk
Allah, apalagi hanya semedi semata. Tidak disertai dukungan ilmu.
Akibatnya hasilnya kosong melompong. Karena hanya mengandalkan pikirnya. Ini berarti belum mendapat tata cara hidup yang benar hakiki yang seperti ini adalah idman yang sia-sia. Bertapanya sampai kurus kering, karena sedemikian rupa caranya menggapai kematian. Akhirnya meninggalnya tanpa ketentuan yang benar. Karena terlalu serius.adapun cara yang benar adalah tapa itu hanya sebagai ragi atau pemantap pendapat. Sedangkan ilmu itu sebagai pendukung. Tapa tanpa ilmu tidak akan berhasil. Bila ilmu tanpa tapa, rasanya hambar tidak akan memberi hasil. Berhasil atau tidaknya tergantung pada penerapannya. Dicegah hambatannya yang besar, sabar dan tawakal. Bukankah banyak agamawan palsu. Ajarannya stengah-setengah. Kepada sahabatnya merasa pintar sendiri. Yang tersimpan dihati, segera dilontarkan segala uneg-unegnya. Disampaikan kepada gurunya. Penyampaiannya hanya berdasarkan pikiran belaka.
Dahulunya belum mendapatkan pelajaran. Sampai tobatnya tidak merasa enak kalau menyanggah. Lalu ikut-ikutan mendengarkan. Dengan menamakan rohaniwan yang terbesar. Dianggapnya sudah pasti pendapatnya benar. Pendapatnya atau ilmunya adalah wahyunya itu anugrah yang khusus diberikan pribadi. Akhirnya sahabatnya diaku sebagai anak. Ditekan-tekankan tuntutan besar berupa ikatan batin. Oleh guru bila sudah akan mejang atau menyampaikan ajaran, duduk merasa sering berdekatan. Sehingga sahabat dikuasai oleh guru, dan sang guru menjadi sahabat batin. Luansnya tanggapan bahwa segalanya merupakan merupakan wahyu Allah. Kebaikannya, keduannya antara guru dan sahabat saling memahami. Kalau seorang diantara mereka dianggap sebagai orang yang berilmu. Harus ditaati segala apapun yang diucapkan itu. Misalnya berjalan juga harus disembah biasanya bertempat di pucuk-pucuk gunung.*****
Pengaruh ajarannya sangat mengundang perhatian menemui perguruannya. Bila ada yang berguru atau menghadap, nasihatnya macam-macam dan banyak sekali. Seperti gong besar yang dipukul. Bukankah ajarannya yang dibeber tidak bermutu atau berbobot. Akibatnya rugilah mereka yang berguru? Janganlah seperti itu orang hidup. Anggaplah ragamu sebagai wayang. Digerakkan ditempatnya. Terangnya blencong itu ibarat panggung kehidupanmu. Lampunya bulan purnama, layar ibarat alam jagad raya yang sepi kosong. Yang selalu menunggu-nunggu buah pikir atau kreasi manusia. Batang pisang ibarat bumi tempat bermukim manusia. Hidupnya ditunjang oleh yang nanggap. Penanggapnya ada di dalam rumah, istana. Tidak diganggu oleh siapun. Boleh berbuat menurut kehendaknya. Hyang Permana dalangnya. Wayang pelakunya. Adakalanya digerakkan ke utara oleh sutradara. Bila semuanya digerakkan berjalan. Semua ada di tangan dalang. Dialognya menyampaikan pesan juga. Bila bercakap lisannya itu menyampaikan berbagai nasihat, menurut kehendaknya. Penonton dibuat terpesona, diarahkan melekat pada dalang. Adapun yang nanggap itu selamanya tidak akan tahu. Karena ia tanpa bentuk dan ia berada di dalam puri atau rumah atau istana. Ia tanpa warna itulah dia Hyang Sukma. Cara Hyang Permana mendalang, mempercakapkan tanpa dirimu. Tanpa membedakan sesama titah. Di samping itu, bukankah dia tidak terlibat sebagai pelaku? Misalnya berada dalam tubuhmu? Atau ibarat minyak di dalam susu? Atau api dalam kayu?.
Berhasrat sekali karena belum diberi petunjuk sehingga menggelar doa di kayu, dakon dan gesekan. Dengan beralatkan sesama batang pohon. Gesekan itu disebabkan oleh angin. Hangusnya kayu, keluarlah kukunya. Tak lama kemudian apinya. Api dan asapnya keluar dari kayu itu. Bermula dari ingat pada saat awal mulanya. Semua yang tergelar ini berasal dari tiada. Manusia diciptakan lebih dari makhluk yang lain. Bukankah itu yang disebut rahasia atau rahsa? Manusia itu tidak paling mulia daripada ciptaan yang lain. Maka dari itu janganlah mudah terpengaruh oleh buah pikirmu yang bulat. Bulat atas segala gerak dan kehendak. Adapun isi jagad itu jangan mengira hanya manusia saja, tapi berisi segala macam titah. Hanya saja manusia itu satu. Penguasanya satu. Yang menghidupi jagad seisinya. Demikianlah tekad yang sempurna. Hei Syekh Malaya segeralah menyudahi! Kembalilah kau ke pulau Jawa! Bukankah sebenarnya kau mencari dirimu juga?.
Syekh Malaya bergegas. Bersembah dan berkata dengan berbelas kasih untuk memenuhinya, yang disebut Kalingga Murda,”Hamba setia dan taat”. Kanjeng Nabi Khidir lalu musnah dan lenyap. Syekh malaya tampak berdoa di samudera. Tapi tidak tersentuh air.
Syekh Malaya sangat berjanji dalam hati atas peringatan atau ajaran sang guru yang sempurna. Bukankah ia masih sangat ingat? Hasrat hati yang telah memiliki atau mengetahui ilmu kawekas. Isinya jagad telah terkuasai dalam hati, merasa mantap dan disimpan dalam ingatan. Sehingga serba mengetahui dan tak akan keliru lagi. Diresapi dalam jiwa dan dijunjung sampai mati. Ia telah lulus dari sumber aroma kasturi yang sebenarnya. Sehingga sifat panasnya hati lenyap.
Sesudah itu Syekh Malaya kondur (pulang). Hatinya sudah tidak goyah lagi karena segala ajaran itu tampak jelas dalam hati. Ia tidak salah lagi melihat dirinya siapa sebenarnya. Penjelmaan jiwanya menyatu dalam satu wujud. Walau secara lahiriah dirahasiakan. Norma atau prilaku tat cara jiwa kesatria, berhasil dikuasai. Bukankah ia sudah menggunakan mata batinnya yang tajam atau peka? Ibarat hewan dengan bebannya! Sudah tak ada atau terjadi, kematian dalam kehidupan. Setelah bagaimana ia menerima ajaran gurunya. Sama sekali tidak diragukan lagi. Seluruh ajaran gurunya sudah tamat dan di kuasai dengan tersimpan dalam hati, serta diimankan dengan cermat. Mematuhi semua ajaran guru. Perbuatan, pikiran dan rasa bukankah diuji dalam hati yang suci dan bening? Benar-benar terasa sebagai anugrah Tuhan.
Sesungguhnya sang guru benar-benar sudah hilang raganya, sudah tidak ada. Akan tetapi selalu terbayang dalam hatinya. Dan sudah ditetapkan sebagai kekasihnya. Adapun segala ketercelaan hati sudah lenyap. Rasanya tenanglah dunia dan akhirat. Karena kebersihan dan kesucian jiwa sudah diketemukan. Sukma suci dalam segala tingkah lakunya itu memahami sepaham-pahamnya.
Bukankah sudah memahami lewat petunjuk? Sehingga tidak takut akan kematian yang sering timbul dalam buah pikiran? Ia sudah mengharapkan bahwa raganya akan ikhlas kalau kematian yang mulia. Yang diridhai oleh Tuhan atau Sang Hyang Widi. Namun sebenarnya tidak ada tanggapan perasaan. Yaitu rasa seperti itu. Tiadanya pandang atau wawasan seperti itu. Bukankah sudah lenyap semuanya. Tinggal jiwa suci yang terpuji mulia? Mulia seperti zaman dahulu atau awalnya. Tidak meragukan kematian yang sebenarnya. Yang menjemput maut setiap saat. Tidak merasakan akan kematiannya. Toh yang rusak itu nafsu dan badan, jiwa hidup abadi dan aman sejahtera. Senang, mulia dan merdeka, semuanya itu sudah diterapkan dalam hati. Sehingga berpegang pada kuasa-Nya. Sudah mengetahui akan makna kematian yang sebenarnya, ia tidak merasa takut kapanpun maut menjemput. Yang sempurna ialah sudah aman, sejahtera, mulia, itulah makna yang sempurna. Yaitu tidak meninggalkan hak-Nya. Ketujuh alam sudah lenyap. Bukankah lenyapnya alam ini sudah jelas? Kini yang lain ibarat kau sajalah!
Penguasa alam bukankah sudah kita ketahui? Yang bernama Abirawa yang artinya beerkuasa dan berkehendak. Adapun alam yang keenam artinya ialah yang telah lenyap : timur, barat, utara, selatan, atas, bawah serta kayu dan batu dan diri sendiri. Bila kita telah mati yang ada hanya kosong dan sepi. Yang terdengar hanya deru angin, debur air dan kobaran api di alam dahana. Matahari, bulan, bukankah termasuk alam juga? Dua puluh tiga alam yang serba nafsu itu, semuanya habis belaka. Walaupun bukankah sama dahulunya?.****
Syekh Malay sudah memahami hal itu semua? Kalau itu semua adalah alam serba nafsu. Dan alam yang sebenar-benarnya sudah jelas yaitu penguasa alam semua. Sedang penyelarasnya hanyalah alam anbiyak ini. Alam anbiyak itu baunya harum dan mewangi. Tapi bukan pribadi majazi. Yang hakiki yang menyelaraskan alam. Menjadi terang dan mulia semua.
Dan alam berarti itu ialah tempat jiwa suci, terang, bersih. Itulah alam malakut. Artinya ialah sudah tiba menjelang alam kemuliaan. Ibarat ruangan, sekat sebagai pemisah. Adapun alam anbiyak ialah alam mulia yang masih akan digapai. Sifat hidup itulah kehidupannya. Tentang mana mirah mana intan. Sudah jelas nilai dari Kumala Adi. Yaitu sebagus-bagusnya warna dari intan itu sendiri. Lenyapnya bukankah sama dengan lainnya? Itulah alam anbiya.*********
M@M@h YUniawati....... Powered by Blogger.
- Menyesali sedalam-dalamnya tindakan dimasa lalu yang keliru, yang tidak bermanfaat dan tidak baik, dan mengembalikan harta orang yang telah diambil secara aniaya. Jika tidak bias mengembalikannya maka mintalah kerelaan dari sang empunya agar menjadi halal (analasa anebataken lampah kang karuhun, kang tanpa gawe, kang tanpa yukti, lawan arep angulihaken artaning wong kinaniaya. Yen tan kawasa angulihaken palampahana halal rewanging asawala, mangkadi i kang linaran atine abcik yang pasunga halal).